Peringatan Keras Habib Musthofa Al Jufri: Mau Gila Karena Dunia? Cek Lagi, Dimana Posisi HP dan Uangmu!
Kadang kita lupa, tujuan utama hidup ini apa, ya? Keseharian kita dipenuhi deadline, tagihan, drama media sosial, dan ambisi. Saking sibuknya, hati kita jadi sesak, mudah marah, dan gampang overthinking.
Nah, dalam acara "Bintara Bersholawat" kemarin, Al Habib Mustofa Al Jufri memberikan teguran yang menohok namun sangat nyelekit. Teguran ini bukan cuma soal salat, tapi tentang di mana posisi dunia dalam hati kita.
1. Resep Ampuh Hindari Stres dan Kegilaan
Habib Mustofa mengajarkan sebuah analogi yang sangat powerful dan mudah diingat tentang cara mengatur prioritas hidup. Beliau membaginya menjadi dua tempat utama: Hati dan Kepala.
Hati, sebagai pusat kehidupan, wajib diisi dengan Allah, Rasulullah, dan Akhirat. Kalau kamu nekat menaruh dunia, harta, pacar, atau uang di hati, siap-siap saja!
Habib Mustofa Berpesan Keras: "Kalau kamu taruh dunia (harta, pacar, uang) di hati, kamu akan jadi orang gila. Duit dua, duit dua, ngeluh terus! Tapi kalau kamu taruh Allah dan Nabi di hati, Insya Allah, semuanya akan aman."
Sebaliknya, letakkan urusan dunia (HP, jabatan, pasangan) di Kepala. Anggap ia ringan, seperti topi yang bisa dilepas sewaktu-waktu. Jika dunia di hati, kamu akan stres dan gampang gila. Jika Allah di hati, kamu akan tentram! Pesan ini mengingatkan kita: jangan biarkan smartphone atau saldo rekening mengambil tempat di hatimu, karena itu hanya akan membawa penyakit hati.
2. Jangan Sok Pintar (Ngaji Kuping Saja!)
Habib Mustofa juga memberikan peringatan tegas kepada umat yang sombong dan arogan, terutama mereka yang merasa sudah berilmu padahal pengetahuan agamanya masih dangkal.
Beliau mengkritik fenomena "Ngaji Kuping"merasa sudah pintar hanya karena sering mendengarkan ceramah, tetapi tidak mau repot-repot belajar kitab dasar atau mengamalkannya.
Teguran Pedas: "Sekolah kagak, makan bangku sekolah kagak, bangun Subuh kagak, sekalinya bangun nyalahin ahli kitab! Orang benar disalahin, orang salah didukung."
Beliau bahkan menganalogikan orang yang berilmu sedikit tapi mulutnya sombong melebihi hidung Pinokio yang panjang karena berbohong. Intinya, Adab itu harus di atas Ilmu. Jika ilmu membuat kita sombong dan mudah menyalahkan, maka ilmu itu tidak berkah. Mulai sekarang, ayo kita niatkan belajar kitab, bukan cuma ngaji kuping.
3. Jaminan Syafaat (Pertolongan) di Akhirat
Meskipun teguran beliau keras, tujuannya hanya satu: menyelamatkan kita dari api neraka.
Habib Mustofa menyuntikkan semangat bahwa kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW memiliki aset terbesar: Syafaat (pertolongan) dari beliau di Padang Mahsyar. Nabi tidak ingin satu pun umatnya masuk neraka!
Apa yang harus kita lakukan?
Taubat dan Perbaiki Shalat: Jangan bangga dengan peci atau sarung jika Subuh masih terlewat. Beliau mengingatkan betapa ngerinya siksa kubur bagi yang melalaikan shalat.
Perbanyak Shalawat: Keluarkan suaramu, lantangkan, dan perbanyak shalawat. Ini adalah cara termudah dan terindah untuk mengikat janji dengan Nabi Muhammad SAW.
Belajar Kitab: Minimal, pelajari kitab dasar seperti Safinatun Najah agar kita paham rukun iman, rukun Islam, dan hukum halal-haram.
Penutup:
Mari kita renungkan. Apakah HP kita sudah duduk manis di "Kepala" atau masih bercokol kuat di "Hati"? Mari kita tata ulang prioritas kita. Dengan menempatkan Allah dan Rasulullah di singgasana hati, Insya Allah kita akan selamat dari kegilaan dunia dan mendapatkan pelukan syafaat Nabi di Hari Kiamat. Amin!
