Kalau kita lihat anak-anakku sekalian, kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah, negara kita ini NKRI tercinta ini, bumi pertiwi ini adalah hasil perjuangan pembelaan dari para ulama dan juga habaib. Kita kenal ada Pangeran Diponegoro ulama, Teuku Umar ulama, Cut Nyak Dien ulama perempuan bahkan Kiai Haji Hasyim Asy'ari pendiri salah satu ormas yaitu Nahdlatul Ulama sampai mengeluarkan resolusi jihad Oktober 1945. Itu perjuangan para ulama, habaib. Begitu juga lambang negara kita itu yang merancang adalah Sultan Hamid Al-Gadri yaitu habaib dari Pontianak. Sultan Lagu Hari Merdeka, lagu Syukur itu dibuat oleh Husein Almutahar. Siapa Husein Almutahar? Habib Husein Almutahar dari Semarang. Jadi ulama dan habaib wajib kita mendoakan negeri kita dan menjaga bangsa kita."

​"Ada satu ayat yang tadi dibacakan oleh qari. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di Surah Al-Baqarah ayat 126, Auzubillahiminasyaitanirrajim Bismillahirrahmanirrahim, Wa iz qala Ibrahim rabbi'al hadza baladan amina warzuq ahlahu minat tsamarat man amana minhum billahi wal yaumil akhir, Qala wa man kafara fa umatti'uhu qalila tsumma adtharruhu ila adhabin nar wa bi'sal masir. Jadi Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan di situ, 'Wa iz qala Ibrahim,' dan ingatlah ketika Nabiullah Ibrahim Alaihissalam berdoa. Apa kata Nabi Allah Ibrahim? 'Rabbi'al hadza baladan amina,' Ya Allah jadikan negeri ini, negeri Makkah, adalah negeri yang penuh dengan keamanan. Yang ngajarin kita untuk mendoakan negeri adalah di antaranya Nabi Allah Ibrahim Alaihissalam, Ya Allah berikan keamanan kepada negeri ini, Jadikan negeri Makkah ini negeri yang aman. Kemudian kata beliau, 'Warzuqhum minat tsamarat,' Ya Allah kasih juga mereka rezeki yaitu dari macam-macam buah-buahan, 'Man amana minhum billah wal yaumil akhir,' Rezeki itu adalah untuk yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Apa jawab Allah? 'Qala wa man kafara,' Barang siapa yang kafir kata Allah, 'fa umatti'uhu qalila,' Allah akan kasih juga nikmat di dunia tapi nikmat yang sedikit, hanya di dunia. 'Tsumma adtharruhu,' ya, kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan paksa mereka untuk masuk ke dalam neraka jahanam, 'wa bi'sal masir,' dan itulah tempat yang paling buruk."

​"Apa ilmu yang bisa kita ambil dari ayat ini? Pertama, disyariatkannya mendoakan bangsa sebagaimana Nabi Allah Ibrahim mendoakan negeri Makkah. Negeri kita didoakan, ya. Dalilnya Sayyidina Ibrahim mendoakan. Kemudian Nabi Ibrahim bilang, 'Ij'al balad apa namanya, hadzal balad aminah,' Jadikan negeri ini aman untuk seluruhnya, mau yang beriman, mau yang kafir, ya. Tapi ketika diberikan rezeki, kata Nabi Ibrahim, kasih buah-buahan untuk yang beriman sama Allah dan hari akhir. Apa jawab Allah? Semua juga dikasih sama Allah. Tapi bagi orang yang kafir di dunia hanya kenikmatan yang sedikit, nanti di akhirat akan diberikan azab Allah Subhanahu Wa Ta'ala."

​"Bukan hanya negeri Makkah, kecintaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam itu juga kepada negeri Madinah karena beliau tinggal di Madinah. Dikatakan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sahihnya bahwa karena shallallahu alaihi wasallam adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam kalau sudah mendekati kota Madinah, ya, 'wa kana ala abad,' dan beliau sedang berada di atas hewan tunggangan, 'Yuharriha min hubbiha,' Beliau percepat tunggangannya itu karena cintanya kepada negeri Madinah. Itu hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Kata al-Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari syarah Sahih Al-Bukhari ketika mensyarah hadis itu dikatakan, 'Yadullu ala masyru'iyati hubbil watan wal hanin ilaiha.' Ya, ilaih. Hadis ini menjadi dalil tentang sunahnya mencintai tanah air itu, ya, yang bilang begitu Imam Ibnu Hajar, ya. Karena Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mencintai juga Madinah ketika beliau tinggal di Madinah, ya. 'wal hanin ilaihi,' juga disyariatkan rindu, kangen, cinta sama negeri kita. Maka kita mencintai negeri kita, didoain, ya."