Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Dialah yang telah menurunkan Al-Quran sebagai pelita dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Shalawat ma'assalam kita haturkan kepada pemimpin para ulama dan teladan terbaik kita, Sayyidina Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Saudara-saudaraku fillah yang dimuliakan Allah,

Setiap dari kita mendambakan keselamatan, baik di dunia yang fana ini, maupun di akhirat yang kekal nanti. Namun, seringkali kita bingung, dari mana harus memulai perjalanan menuju keselamatan tersebut? Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah memberikan kita peta jalan yang jelas, yang pondasinya berdiri di atas tiga pilar utama. Jika salah satunya rapuh, maka goyahlah seluruh bangunan amal kita.

Tiga pilar itu adalah: Ilmu, Amal, dan Ikhlas.

Pilar Pertama: Mencari Ilmu

Ilmu adalah cahaya yang membedakan antara hak dan batil, antara petunjuk dan kesesatan. Tanpa ilmu, seseorang akan terjerumus dalam bahaya kebodohan (kebodohan). Ia akan beribadah tanpa tuntunan, beramal tanpa dasar, yang pada akhirnya bisa jadi sia-sia atau bahkan mendatangkan murka Allah. Maka dari itu, mencari ilmu agama adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Duduklah di majelis-majelis para ulama, dengarkanlah nasihat mereka, karena di sanalah taman-taman surga dunia berada. Jangan biarkan dirimu buta terhadap agamamu sendiri.

Pilar Kedua: Mengamalkan Ilmu

Namun, apa artinya sebuah cahaya jika tidak kita gunakan untuk berjalan? Apa gunanya sebuah peta jika hanya kita simpan di dalam saku? Inilah pilar kedua yang krusial: mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh.

Ilmu tanpa amal adalah seperti pohon rindang yang tak berbuah. Ia mungkin terlihat indah, namun tidak memberikan manfaat. Bahkan, ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi hujjah (bumerang) yang akan menuntut kita di hadapan Allah kelak. Allah akan bertanya, "Apa yang telah engkau perbuat dengan ilmu yang telah Aku berikan kepadamu?" Maka, setiap ayat yang kita hafal, setiap hadits yang kita pelajari, dan setiap nasihat yang kita dengar, haruslah mendorong kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang amalnya sesuai dengan ilmunya.

Pilar Ketiga: Ikhlas

Inilah ruh atau jiwa dari dua pilar sebelumnya. Tanpa pilar ketiga ini, ilmu dan amal hanyalah jasad tanpa nyawa. Ikhlas adalah memurnikan niat kita dalam setiap perbuatan, semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tanyakan pada diri kita: Untuk siapa aku belajar? Untuk siapa aku beramal? Apakah untuk mendapat pujian manusia? Apakah untuk disebut sebagai orang alim atau orang saleh? Ataukah murni karena Allah?

Sebuah amal yang besar bisa menjadi kecil nilainya di sisi Allah karena niat yang salah. Sebaliknya, sebuah amal yang kecil bisa menjadi sangat berat timbangannya karena dilandasi keikhlasan yang murni. Ikhlas inilah yang membedakan antara seorang pedagang dan seorang pejuang.

Saudara-saudaraku,

Ketiga pilar ini tidak dapat dipisahkan. Ilmu menuntun amal, amal membuktikan ilmu, dan ikhlas menyempurnakan keduanya. Inilah hakikat kebijaksanaan yang sesungguhnya. Kebijaksanaan yang membuat kita sadar akan tujuan akhir kita, yaitu mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.

Marilah kita memohon kepada Allah agar kita diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat, diberikan kekuatan untuk mengamalkannya, dan dianugerahi hati yang senantiasa ikhlas dalam setiap keadaan. Semoga kita semua tergolong hamba-hamba-Nya yang selamat dunia dan akhirat. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.