Ketika Habib Abdullah menyampaikan tausiyah yang menyentuh hati. Pesannya simpel, tapi ngena banget: hidup kita ini cuma sebentar, jadi jangan sampai sia-sia!

Habib Abdullah mengingatkan kita semua kalau dunia ini fana, alias sementara. Setiap kita pasti akan menghadapi kematian. Jadi, sebelum giliran kita tiba, yuk manfaatkan waktu yang ada ini sebaik-baiknya buat ngumpulin pahala dan bekal di akhirat nanti. Jangan sampai nyesel di kemudian hari!

Kenapa Penting Banget Hadir di Majelis Ilmu?

Salah satu cara mengisi waktu dengan kebaikan, kata Habib Abdullah, adalah dengan rajin hadir di majelis-majelis ilmu atau pertemuan keagamaan seperti yang kemarin kita ikuti. Kenapa sih penting banget? Karena, manfaatnya itu nggak cuma buat di dunia aja, tapi juga buat bekal kita di akhirat nanti.

Kita sering banget sibuk sama urusan duniawi, sampai lupa sama urusan akhirat. Nah, majelis ilmu ini jadi "charger" buat iman kita, biar nggak gampang down dan lupa sama tujuan hidup yang sebenarnya.

Jangan Jadi Pisang Sendirian, Yuk Gabung di "Setandan Pisang Baik"!

Ada analogi yang menarik banget dari Habib Abdullah: seikat pisang. Bayangin deh, ada pisang yang kecil, mungkin kurang bagus, tapi karena dia nempel di setandan pisang yang besar dan bagus, dia ikut jadi bagus dan laku. Begitu juga kita!

Kalau kita bergaul sama orang-orang saleh, kumpul di majelis ilmu, atau dekat sama para ulama, kita yang tadinya mungkin masih banyak kurangnya, bisa ikut kecipratan kebaikan mereka. Kita jadi ikut termotivasi buat berubah jadi lebih baik, ikut ngerasain ketenangan, dan pelan-pelan akhlak kita juga jadi bagus. Jadi, jangan "sendirian" terus, yuk gabung di "setandan pisang baik" ini!

Cinta Allah dan Rasul, Nggak Kenal Waktu!

Di tengah gempuran zaman modern dan teknologi yang makin canggih, Habib Abdullah juga menekankan pentingnya menjaga iman dan rasa cinta kita kepada Allah dan Nabi Muhammad. Jangan sampai kecanggihan teknologi bikin kita lupa sama kewajiban agama. Justru, teknologi harusnya bisa jadi alat buat kita makin dekat sama Allah, bukan malah menjauhkan.

Pesannya jelas: cinta kita sama Allah dan Rasul itu harus tetap kuat, nggak peduli seberapa cepat dunia berubah. Ini adalah pondasi utama dalam hidup kita.

Akhir ceramah ditutup dengan doa penuh harapan, memohon bimbingan, berkah, dan kemampuan untuk selalu istiqamah di jalan kebenaran. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan mengamalkan pesan-pesan ini dalam kehidupan sehari-hari, ya!